Kamis, 20 Agustus 2015

MALIN KUNDANG


Pada suatu hari, hiduplah sebuah keluarga di pesisir pantai yang terdiri dari seorang ayah, ibu dan satu anak laki-lakinya yang bernama malin kundang. Malin adalah anak yang cerdas walaupun sedikit nakal. Pada suatu hari ayahnya pergi bekerja di negeri sebrang. Sudah hampir satu tahun ayahnya tidak kunjung pulang, akhirnya ibunyalah yang harus bekerja mencari nafkah. Malin suka sekali mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu.
Keesokan harinya ketika malin mengejar ayam kakinya tersandung batu dan tangannya terluka sampai membekas. Setelah beranjak dewasa, lama- kelamaan malin merasa kasihan melihat ibunya bekerja setiap hari, akhirnya ia pun memutuskan untuk bekerja di negeri sebrang dengan naik kapal. Setelah niatnya itu disampaikan pada ibunya, ibunya kurang setuju awalnya tetapi karena malin terus membujuknya akhirnya ibunya pun mengizinkannya untuk pergi bekerja. Malin ingin menjadi orang yang kaya raya dan bisa menghidupi ibunya.
Saat malin akan pergi dan berpamitan pada ibunya ia merasa sedih begitu juga dengan ibunya. ”anakku.. jika engkau telah kaya nanti jangan lupakan ibumu dan kampung halamanmu ini nak..” ujar sang ibu sambil berlinang air mata. Kemudian malin mulai naik kapal dan bergerak meninggalkan ibu dan kampungnya.
Selama di perjalanan malin banyak belajar tentang pelayaran dari anak buah kapal yang sudah berpengalaman. Tiba-tiba kapal yang di naiki malin diserang oleh bajak laut. Semua barang dagangan yang berada di kapal diserang oleh bajak laut tersebut dan sebagian besar orang-orang yang berada di kapal itu juga di bunuh. Untunglah malin sempat bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu.
Setelah kejadian tersebut iapun terkatung-katungdi laut dan akhirnya kapalnya terdampar di sebuah pantai. Ia pun turun dan berjalan masuk ke desa terdekat pantai itu. Sesampai di desa malin ditolong oleh masyarakat desa tersebut. Rupanya desa itu adalah desa yang subur. Keuletan dan kegigihan malin dalam bekerja akhirnya membuahkan hasil yang menakjubkan. Ia telah menjadi orang kaya raya dan memiliki anak buah lebih dari 100 orang. Kemudian ia pun menikah dengan seorang gadis di desa tersebut.
Berita malin akhirnya sampai pada ibunya. Ibunya merasa senang karena malin telah berhasil. Pada suatu hari malin dan istrinya serta anak buahnya berlayar ke kampung halamannya. Ibunya melihat sebuah kapal besar dan indah. Ketika seorang laki-laki muda turun dari kapal tersebut. Sang ibu melihat bekas luka di tangan orang tersebut. Ibunya akhirnya tahu bahwa itu adalah anaknya, malin. Dengan perasaan senang ibunya langsung memeluk malin karena ia sangat rindu pada anaknya, sambil berkata ”malin kenapa engkau pergi begitu lama dan tidak memberi kabar pada ibu” tetapi apa yang terjadi? malin melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya sampai ibunya terjatuh. ”wanita tidak tahu diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku” kata malin kundang.
Malin pura-pura tidak mengenali ibunya karena ia malu mempunyai ibu yang tua dan memakai baju compang-camping. “wanita itu ibumu?” Tanya istrinya. “ tidak, ia hanya pengemis yang ingin meminta hartaku” jawab malin kundang. Mendengar hal itu sang ibu sangat sedih karena telah di perlakukan semena-mena oleh anak kandungnya sendiri. Hal itu membuat sang ibu berdoa kepada Tuhan. Ya Tuhan jika ia benar anakku, maka aku sumpahi dia menjadi batu. Tak lama kemudian angin kencang mulai bergemuruh dan badai besar menghancurkan kapal malin kundang. secara perlahan tubuh malin terasa kaku dan akhirnya ia pun berubah menjadi batu.